Mengutip istilah dari seorang tokoh besar yaitu Bill Gates, menyatakan bahwa “Jika anda terlahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan anda,tapi jika anda mati dalam kemiskinan itu adalah kesalahan anda.” Setiap orang tentu ingin dilahirkan dalam keadaan kaya dan sejahtera. Namun takdir telah berkata lain, beberapa orang ada yang kurang beruntung karena terlahir di keluarga yang kurang mampu. Namun hal ini tak lantas membuat kita mengeluh atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Hal ini lah yang terjadi pada seorang bapak tua yang tinggal di Sudut kota Pontianak. Pak Saad, demikianlah ia dipanggil. Kurang lebih sudah 20 tahun pak saad bekerja sebagai seorang kuli. Dengan pekerjaan inilah ia dapat makan dan mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Pak Saad bekerja di daerah kapuas indah, Pontianak. Hari demi hari dilaluinya dengan penuh keyakinan.
Kini di 75 tahun usianya, ia masih tetap memacu semangatnya untuk terus bekerja. Tangan-tangan tua pak Saad masih sangat terampil mengangkat barang. Oleh karena itu, bapak yang sudah lanjut usia ini pun harus menghabiskan masa tuanya dengan terus bekerja. Kaki rentan pak Saad masih kokoh bergerak menyusuri jalanan terminal demi lembaran rupiah. Disisa-sisa usia tuanya, pak Saad mencoba bertahan diatas pahit getirnya kehidupan. Rasa syukur atas segala yang ada selalu mengingatkan pak Saad, bahwa hidup yang masih bisa dijalaninya hingga saat ini, tak lain adalah anugerah dari Allah SWT.
Hal yang miris ketika yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, rasa kepedulian terhadap sesamapun semakin luntur. Rasa simpati dan empati seakan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Semua itu adalah ketimpangan sosial yang semakin merajalela. Semangat Pak Saad yang tidak pernah padam seakan menjadi cambuk bagi kita yang masih produktif. Jika dengan usianya yang sudah lanjut usia saja bisa begitu besar semangatnya. lantas bagaimana dengan kita yang masih muda namun waktunya habis digunakan untuk bermalas-malasan ? Ya begitulah kehidupan, kadang orang yang sudah berkecukupan sering tidak bersyukur atas apa yang telah mereka miliki. Kadang mereka yang memilki banyak waktu tapi begitu mudah membuang waktunya tanpa hal-hal yang bermanfat. Tanpa mereka sadari ada orang yang lebih menderita, ada orang yang lebih sulit, ada orang yang ingin hidupnya lebih baik seperti mereka. Lagi- lagi kita tidak bisa menentang takdir, ujian yang dijalani pak Saad sesungguhnya adalah tarbiyah yang diberikan oleh Allah SWT untuk kita.
Mau tidak mau, suka atau tidak suka pak Saad harus terus berjalan menjalani kerasnya ujian hidup. Meskipun begitu, selalu ada cara baginya untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Ia percaya bahwa rezeki sesungguhnya telah diatur oleh Allah swt. Sekeras apapun kita bekerja jika memang bukan rezeki kita maka, pada akhirnya akan lepas juga. Sejatinya hidup tak harus selalu dengan cara yang mewah, sebab bersyukur dan menjadi bahagia bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Tetap semangat pak Saad, teruslah berjuang karena kaya bukan tanda mulia, dan miskin bukan tanda hina. Yakinlah bahwa tak ada usaha yang mengkhianati hasil. Tetaplah menjadi inspirasi untuk kami semua. Segala bentuk kesabaran, dan keikhlasan hati yang tulus, niscaya akan membuahkan sebuah kebahagiaan sejati bagi hambaNya tepat pada waktunya.
Penulis : Ema Yanti
Komentar
Posting Komentar