Sebelum membahas lebih lanjut tentang tradisi semiotika, mari kita lihat sekeliling kita. Apakah terdapat banyak barang di sekitar kalian? Mengapa benda-benda itu ada di tempat kalian berada saat ini? Apakah benda-benda tersebut memiliki arti atau makna penting dalam hidup kalian?
Nah, semua benda di sekitar kalian, mungkin
itu handphone, bantal, guling, boneka, dan lainnya mungkin adalah benda-benda
yang berarti bagi hidup kalian. Mungkin benda tersebut ada karena menyimpan suatu
kenangan, misalnya prestasi, hadiah, atau lainnya. Semua objek tersebut dalam
tradisi ini dinilai sebagai simbol.
Selain itu, coba
perhatikan orang yang bertato. Banyak orang memasang tato untuk terlihat keren.
Terdapat beragam gambar astetis nan indah, tak jarang juga ukiran-ukiran berupa
tulisan mewarnai dan memaknai gambar yang ada pada tubuh mereka. Gambar serta
tulisan yang ada pada tubuh mereka adalah suatu simbol. Tulisan serta gambar
maupun tindakan keberanian tersebut merupakan suatu simbol yang memiliki arti
bagi seseorang, dan satu simbol bisa saja berhubungan dengan simbol lainnya. Orang
biasanya menggunakan simbol atau tanda untuk memaknai kehidupan mereka. Mereka
mencari jati diri dengan penggunaan simbol demi untuk mengenal diri mereka
sendiri yang sebenarnya. Simbol-simbol
tersebut yang nantinya akan disusun menjadi pola-pola yang lebih besar dan
membantu dalam memahami diri sendiri, apa yang penting baginya dan bagaimana ia
bertindak dalam hidupnya.
Berikut definisi Tradisi Semiotika, antara lain :
Ø Menurut KBBI
· Tradisi : 1. Adat kebiasaan turun
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. 2. Penilaian atau
anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.
· Semiotika : ilmu (teori)
tentang lambang dan tanda (dalam bahasa, lalu lintas, kode morse, dan
sebagainya).
Ø Secara Umum
Semiotika adalah studi mengenai tanda
(signs) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi
komunikasi. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada di luar
diri. Studi mengenai tanda ini sangat membantu, tidak hanya memberitahukan
jalan atau cara dalam berkomunikasi, tetapi memiliki efek besar pada hampir
setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori komunikasi.
Konsep dasar yang menyatukan tradisi
semiotika ini adalah “tanda atau simbol” yang diartikan sebagai ‘a stimulus designating something other than
itself’ (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya
sendiri). Pesan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam komunikasi.
Menurut John Powers (1995) pesan memiliki tiga unsure, yaitu : 1) tanda dan
simbol; 2) bahasa dan; 3) wacana (discourse). Menurutnya, tanda merupakan dasar
bagi semua komunikasi. Tanda menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan
dirinya sendiri, sedangkan makna atau arti adalah hubungan antara objek atau
ide dengan tanda.
Jadi, tradisi ini memiliki fokus tidak
pada diri individu atau pribadi yang memberi atau menerima pesan melainkan pada
pesan itu sendiri. Ia tidak membahas atau meneliti tentang sisi psikologis atau
faktor apa yang mempengaruhi diri si komunikator atau pun komunikan. Akan
tetapi, tradisi semiotik menelusuri dan mempelajari pesan yang berupa tanda
atau simbol. Pesan yang berada di mana saja dan tersalurkan kapan saja tidak
lepas dari tanda atau simbol, studi semiotic ini sudah menjadi tradisi yang
terus menaruh perhatian pada fungsi serta pengaruh pesan terhadap komunikasi.
Namun, terkadang terdapat kesalahan
perumusan makna dari tanda antara komunikator dan komunikan. Maka dari itu,
kita harus memiliki kesatuan rasa (sense
of coherence) terhadap pesan. Jangan
sampai tanda atau simbol yang kita sampaikan malah menimbulkan arti lain bagi
kelompok yang pemahamannya berbeda.
Semiotika
seringkali dibagi menjadi tiga ranah, antara lain :
1.
Semantik
Semantik membahas
bagaimana tanda berhubungan dengan referennya, atau apa yang diwakili suatu
tanda. Semiotika menggunakan dua dunia, yaitu “dunia benda” (world of things) dan “dunia tanda” (world of signs) dan menjelaskan hubungan
keduanya. Jika kita bertanya, “tanda itu mewakili apa?” maka kita berada di dunia
semantic.
2.
Sintaktik
Sintaktik adalah
studi mengenai hubungan di antara tanda. Dalam hal ini tanda tidak pernah
sendirian mewakili dirinya. Tanda adalah selalu menjadi bagian dari system tanda
yang leih besar, atau kelompok tanda yang diorganisasi melalui cara tertebty.
Sitem tanda seperti ini disebut dengan kode (code). Kode dikelola dalam berbagai aturan, dengan demikian tanda
yang berbeda mengacu atau menunjukkan benda berbeda, dan tanda digunakan
bersama-sama melalui cara-cara yang diperbolehkan. Menurut pandangan semiotika,
tanda selalu dipahami dalam hubungannya dengan tanda lainnya. Buku kamus tidak
lebih dari katalog atau dagtar kata-kata yang menunjukkan hubungan antara satu
kata dengan kata lainnya (satu kata dijelaskan melalui kata-kata lain). Dengan
demikian, secara umum, kita dapat memahami bahwa sintaktik sebagai aturan yang
digunakan manusia untuk menggabungkan atau mengombinasikan berbagai tanda ke
dalam suatu system makna yang kompleks.
3.
Pragmatik
Wilayah yang ketiga ini adalah bidang yang
mempelajari bagaimana tanda menghasilkan perbedaan dalam kehidupan manusia,
atau dengan kata lain pragmatic adalah studi yang mempelajari penggunaan tanda
serta efek yang dihasilkan tanda. Pragmatik memiliki peran sangat penting dalam
teori komunikasi karena tanda dan system tanda dipandang sebagai alat yang
digunakan orang untuk berkomunikasi. Aspek pragmatic dari tanda memiliki peran
penting dalam komunikasi khususnya untuk mempelajari mengapa terjadi pemahaman
(understanding) atau kesalahpahaman (misunderstanding) dalam berkomunikasi.
Daftar
Pustaka
Fiske,
John. 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.
Morissan.
2013. Teori Komunikasi – Individu hingga
Massa. Jakarta: Prenadamedia Group.
Myrantyas. 2011. Tujuh Tradisi dalam Teori Komunikasi. Diakses dari situs https://mirayashmine.wordpress.com/2011/01/10/tujuh-tradisi-dalam-teori-komunikasi/ pada hari Sabtu tanggal 30 September 2017 pukul 22.23 WIB.
Restu. 2015. Tradisi Semiotika. Diakses dari situs http://restu160895.blogspot.co.id/2015/05/tradisi-semiotika.html pada hari Sabtu tanggal 30 September 2017 pukul 22.23 WIB.
Komentar
Posting Komentar