Cara Menghilangkan
Kandungan Formalin
Menurut hasil temuan Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas
Katolik (UNIKA) Soegijapranata, bahwa untuk menghilangkan kadar formalin dalam
produk makanan ternyata tidak terlalu sulit. Cukup direndam dengan air biasa,
direbus hingga mendidih, dan digoreng, maka kadar formalin di dalam makanan
bisa luntur. Karakteristik formalin adalah mudah larut dalam air sampai dengan
konsentrasi 55 persen. Formalin juga sangat reaktif dalam kondisi basa. Oleh karena
itu, formalin dalam makanan mudah larut apabila direndam dalam air biasa maupun
air panas. Selain itu, titik didih formalin relatif rendah. Hal ini membuat
kandungan formalin pada makanan akan mudah menguap saat perebusan atau
penggorengan. Jadi, deformalinisasi itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara
sadar atau tidak, padagang tahu atau ibu rumah tangga sudah melakukan
deformalinisasi itu dengan cara merendam tahu sebelum dimasak. Jarang sekali
ada tahu yang dikonsumsi mentah. Menurut penelitian, formalin yang masuk ke
pencernaan tidak akan berpengaruh negatif. Formalin yang melalui proses
metabolisme akan sangat cepat (sekitar 1,5 terurai menjadi karbon dioksida dan
air seni. Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kadar
formalin baru akan menimbulkan toksifikasi atau pengaruh negarif jika mencapai
enam gram. Kadar formalin lebih dari enam gram berpotensi menimbulkan efek
kesehatan. Pada tahap akut, efek itu bisa berupa muntah, diare darah,
kejang-kejang, vertigo, dan muntah darah. Adapun pada efek kronis dapat
menimbukan dermatitis kronis, bronkitis, serta kemungkinan kanker.
A.
Bahan Kimia Tambahan Alami pada Makanan
1. Bahan
Pewarna Alami
Bahan
pewarna alami lain yang juga sering digunakan, antara lain seperti berikut:
a. daun pandan
dan daun suji untuk menghasilkan warna hijau;
b. gula merah
dan karamel untuk menghasilkan warna cokelat;
c. cabai,
tomat, dan paprika untuk menghasilkan warna merah.
2. Bahan
Pemanis Alami
Zat pemanis
alami yang biasa digunakan, dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1).
Pemanis nutritif
Pemanis
nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif berasal
dari tanaman (sukrosa/gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan
(laktosa, madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop glukosa,
dekstrosa, sorbitol).
2). Pemanis nonnutritif
Pemanis
nonnutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif
berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein (miralin,
monellin, thaumatin).
3. Bahan
Pengawet Alami
Bahan pengawet
alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, dan gula. Bahan pengawet alami
ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada dalam kondisi baik.
4. Bahan
Penyedap Alami
Bahan
penyedap alami yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan,
antara lain santan kelapa, susu sapi, dan kacang-kacangan. Selain itu, bahan
penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, antara lain
lengkuas, ketumbar, cabai, kayu manis, dan pala.
B.
Bahan Kimia Tambahan Buatan pada Makanan
Bahan kimia
buatan tergolong sebagai pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap antara lain :
1. Bahan
Pewarna Buatan
Bahan
pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu amarant (pewarna
merah), tartrazine (pewarna kuning), erythrosine (pewarna merah),
fast green FCF (pewarna hijau), sunset yellow (pewarna kuning), brilliant
blue (pewarna biru).
2.
Bahan Pemanis Buatan
Pemanis
buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan pada makanan atau
minuman untuk menciptakan rasa manis. Makanan olahan yang biasa menggunakan
pemanis buatan antara lain sirop, es mambo, kue atau roti.
3. Bahan
Pengawet Buatan
Bahan
pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. GRAS (Generally
Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak
berefek racun sama sekali.
2. ADI (Acceptable
Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily
intake) guna melindungi kesehatan konsumen.
3. Zat pengawet
yang memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya seperti boraks, formalin, dan
rhodamin-B.
4. Bahan
Penyedap Buatan
Zat penyedap
buatan dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat penyedap aroma dan zat penyedap
rasa. Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara
lain oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan
iso amil valerat (aroma buah apel). Zat penyedap rasa yang banyak digunakan
adalah monosodium glutamate (MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin
dengan berbagai merek yang beredar di pasar.
mel bukannya boraks,formalin,rhodamine b , sama methanil yellow ga blh dipakai kah ? :/ dari : gaby (8H) wkwk
BalasHapusha? slah tliz . wkwk
BalasHapus